Dinas Kominfo, Kota Tanjungpinang - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kepulauan Riau, Musni Hardi K Atmaja menilai perekonomian Provinsi Kepri akan membaik pada fase kehidupan baru atau new normal.
Hal ini bisa berhasil bila semua pihak disiplin menerapkan protokol kesehatan di setiap aktivitas.
Pemulihan ekonomi kita tergantung dari disiplin masyarakat untuk memakai masker, cuci tangan, jaga jarak, hindari keramaian, dan menjaga kesehatan.
"Ini harus kita lakukan, supaya tidak terjadi serangan Covid-19 kedua," terang Musni dalam rapat TPID, di ruang rapat Engku Puteri Raja Hamidah, kantor wali kota Tanjungpinang, Kepri, Selasa (21/7/2020).
Rapat tersebut dipimpin oleh Plt. Wali Kota Tanjungpinang, Rahma, dan diikuti Sekretaris Daerah, Teguh Ahmad Syafari, serta tim pengendalian inflasi Kota Tanjungpinang.
Musni mengatakan masyarakat bisa beraktivitas normal kembali, namun harus menyesuaikan dan hidup berdampingan dengan Covid-19. Jadi, jangan beranggapan bahwa Covid-19 itu sudah selesai, tapi tetap ada di tengah masyarakat.
"Kita ingin produktif aman dari Covid-19. Kalau kita disiplin, ekonomi kita tahun ini bisa baik dan lebih baik lagi. Bahkan 2021 bisa tumbuh lagi seperti sebelumnya," kata dia.
Musni mengatakan inflasi Kepri periode Januari hingga Juni 2020 cenderung rendah dan terkendali. Untuk Tanjungpinang proyeksi inflasi pada Juli 2020 diperkirakan masih terkendali di kisaran 0,00 s.d. 0,20%.
"Inflasi rendah karena dampak Covid-19. Aktivitas ekonomi, pendapatan masyarakat, dan konsumsi mengalami penurunan. Permintaan juga lebih rendah," ucapnya.
Sementara itu, Kepala BPS Kota Tanjungpinang, Mangamputua Gultom menjelaskan inflasi Kota Tanjungpinang pada Juni 2020 masih cukup terkendali yakni sebesar 0,09 persen.
Ia mengatakan ada beberapa komoditas dominan pemicu inflasi di Kota Tanjungpinang seperti daging ayam ras dengan andil 0,08%, ikan tongkol dengan andil 0,03%, ikan caru, ikan selar dan sepeda motor dengan andil inflasi 0,02%.
"Lima komoditi ini yang mempunyai andil dominan terhadap inflasi Tanjungpinang," ucapnya.
Dikatakan Gultom, untuk tingkat inflasi tahun kalender periode Januari s.d. Juni 2020 di kota Tanjungpinang mengalami deflasi sebesar -0,37 persen dan secara year on year juga mengalami deflasi sebesar -0,32%.
"Ini perlu kita antisipasi agar produsen tetap menjalankan usahanya," pungkasnya.
Menanggapi hal tersebut, Plt. Wali Kota Tanjungpinang, Rahma mengakui penurunan daya beli masyarakat di kota Tanjungpinang akibat pandemi Covid-19. Hal ini, karena banyak masyarakat kehilangam pekerjaan dan pendapatan. Sehingga, kemampuan belanja rumah tangga terganggu.
Namun, Rahma berharap menjelang Hari Raya Iduladha mendatang tidak ada lonjakan harga bahan pokok secara signifikan, utamanya daging ayam.
"Saya harap setiap harga komoditi pangan di pantau, terutama daging ayam. Sebab, diperkirakan menjelang iduladha bakal terjadi kenikan permintaan daging ayam. Mudah-mudahan tidak ada lonjakan," harap dia.(Tri/Diskominfo)
GALLERY KEGIATAN
DOKUMENTASI GAMBAR BELUM TERSEDIA